Semakin canggih dunia, ternyata semakin banyak anak muda yang lebih peduli pada isu-isu lingkungan, lho. Kesadaran akan pentingnya pelestarian terus berkembang, mendorong anak muda untuk mengadopsi gaya hidup hijau alias green lifestyle.
Yup, mudahnya akses informasi melalui media sosial atau platform online membuat banyak dari kita menyadari dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap bumi. Lalu jika ingin ikut andil, dari mana kita harus memulai green lifestyle? Tidak perlu jauh-jauh, semua bisa kita mulai dari keseharian!
5 Kebiasaan Ramah Lingkungan untuk Adaptasi Green Lifestyle
1. Minimalkan penggunaan plastik sekali pakai
Reuse, reduce, recycle mungkin sudah sering kita dengar. Tapi, ternyata untuk melakukan tiga tahap penting ini tidak mudah. Pemilahan sampah plastik belum jadi kebiasaan masyarakat Indonesia.
Karenanya, untuk mengurangi jumlah sampah plastik—yang tentunya sudah mengotori tanah hingga laut Indonesia—kita perlu mengurangi penggunaannya. Hindari membeli minuman dan makanan yang berkemasan plastik. Sebagai gantinya, selalu bawa tumblr, lunch box, belanja, sedotan non-plastik, ya.
Dengan memulai kebiasaan ini, kamu sudah ikut ambil peran untuk mengurangi sampah plastik Indonesia yang sudah mencapai angka 7,2 juta ton itu, lho.
2. Pilah sampah dari rumah
Sampah sisa memasak dan makan juga ternyata jadi salah satu problem kita. Sampah organik dan non-organik yang tidak terpilah dengan baik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri yang menimbulkan penyakit. Tidak hanya itu, laut pun ikut tercemar jika sampah ini mengalami pembusukan dan tercampur dengan air.
Karenanya, kamu bisa membuat bank sampah sendiri di rumah untuk memisahkan sampah organik dan non-organik. Jangan lupa pelajari cara mengompos di rumah untuk mengelola sampah organik menjadi pupuk tanaman di rumah. Sampah plastiknya bisa kamu kirimkan ke bank sampah, dan bisa jadi sumber cuan baru.
3. Naik kendaraan umum
Lebih hemat, bebas macet, dan tidak lelah.Kendaraan umum sudah jelas menghasilkan polusi udara, bahkan kadang polusi suara, dan berkontribusi menyumbang jejak karbon yang kita hasilkan.
Untungnya, pemerintah Indonesia kini semakin meningkatkan akses transportasi umum sebagai opsi yang lebih ramah lingkungan. Di Jakarta, misalnya, ada KRL Commuterline dan Mass Rapid Transit (MRT). Keduanya disediakan agar masyarakat, khususnya Jabodetabek bisa commute dengan nyaman dan bebas macet.
Belakangan MRT jadi salah satu opsi yang tidak kalah dicintai masyarakat. Pasalnya, MRT punya kecepatan 80-100 km/jam dengan 13 stasiun pemberhentian. Belum lagi soal kenyamanannya.
Bahkan, belakangan MRT mengumumkan kemitraannya dengan Mastercard sehingga para pengguna MRT lebih mudah dalam melakukan pembayaran tiket. Kemitraan yang dilakukan ini merupakan bentuk dukungan Mastercard untuk pemerintah Indonesia untuk mendorong transformasi digital sektor transportasi.
Sekarang, kamu bisa mengisi kartu MRT di loket pakai kartu debit Mastercard. Kamu juga bisa beli tiket melalui aplikasi MyMRTJ pakai kartu kredit Mastercard, yang artinya kartu kredit bisa digunakan di aplikasi ini untuk pertama kalinya. Selain itu, semua kartu Mastercard bisa dipakai untuk beli kartu MRT di semua loket stasiun.
Proses yang mudah ini tentu bisa membantu kamu lebih cepat berpindah ke satu tempat ke tempat lainnya. Lebih hemat, juga jadi salah satu langkah berkontribusi menjaga lingkungan lebih hijau lagi.
4. Pilih fashion berkelanjutan
Selalu ada cara untuk memilih. Ya, fashion yang berkelanjutan juga jadi salah satu “jalan ninja” kita dalam merawat bumi. Kamu bisa cari tahu soal bahan dan serat kain yang digunakan oleh produsen fashion.
Linen, hemp, tencel, atau katun organik adalah opsi ramah lingkungan saat membeli pakaian. Jangan lupa baca tag pakaian atau tanyakan ke penjual soal serat kain yang mereka gunakan. Tidak hanya soal kepedulian lingkungan, serat organik juga lebih nyaman dipakai dan aman untuk kulit kita, lho.
5. Bijak pakai energi dan teknologi
Hemat listrik membantu kita mengurangi jumlah emisi karbon yang terus bertambah. Mengingat, listrik yang kita pakai saat ini masih bersumber dari batu bara.
Lalu, apakah kamu tahu bahwa menghapus email lama dan sudah tidak penting bisa bantu selamatkan bumi?
Guys, email yang begitu menumpuk membutuhkan server besar untuk menyimpannya. Penyimpanannya pun membutuhkan energi listrik setiap hari. Tentu, bahan bakar yang tidak ramah inilah yang berkontribusi menghasilkan emisi karbon. Jadi, kamu masih mau menyimpan email lama?
Bepergian ke berbagai tempat di Jakarta, jangan lupa pakai MRT dengan satu kartu Mastercard kamu, ya!
kumparan.com