Ternyata Ritel Modern RI Tak Baik-Baik Saja, Bos Mal Ungkap Kondisinya

Share this article :
Facebook
Twitter
LinkedIn

Kabar penutupan gerai Matahari Department Store (Matahari) menjadi pengingat kondisi sektor ritel modern di Indonesia yang ternyata sedang tak baik-baik saja.  Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, penutupan gerai-gerai ritel modern sudah berlangsung sejak lama.

Beberapa di antara pemain ritel yang beroperasi di Indonesia bahkan menutup permanen usahanya secara permanen. Terutama untuk segmen department store.

Menurutnya, peritel modern memang mengalami pukulan dan menderita cukup berat selama masa pandemi Covid- 19.

“Penutupan usaha kategori Department Store sudah mulai terjadi sejak cukup lama, bahkan beberapa diantaranya adalah penutupan secara permanen antara lain seperti Lotus Department Store, Centro Department Store, Golden Truly Department Store,” ungkap Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja, Rabu (3/7/2024).

Penyebab utamanya adalah diakibatkan oleh terjadinya tren gaya berbelanja masyarakat terutama di kota – kota besar. Masyarakat di kota – kota besar sangat dipengaruhi oleh tren gaya hidup yang semakin menuntut bahwa berbelanja bukan hanya sekedar berbelanja lagi tapi harus disertai dengan pengalaman.

“Jika peritel ataupun toko tidak mampu memberikan customer experience atau customer journey ataupun pengalaman berbelanja yang unik dan berkesan kepada pelanggan maka tidak ada bedanya dengan e-commerce atau online shopping,” kata Alphonzus.

Berikut daftar ritel modern yang harus menutup gerainya sejak masa pandemi Covid-19.

Sebagian catatan, pengelola menutup beberapa gerainya tapi bukan perusahaannya, sebagian lagi menutup permanen seluruh jaringan tokonya:

1.Matahari

PT Matahari Departement Store Tbk. (LPPF) buka suara terkait penutupan gerai. Manajemen menyebut, perseroan sedang melakukan optimalisasi strategis terhadap portofolio gerainya.

“Ini melibatkan penutupan beberapa gerai yang tidak berkinerja baik dan pembukaan gerai baru di area dengan tingkat kunjungan konsumen yang tinggi, sebagai bagian dari komitmen kami untuk memberikan pengalaman ritel terbaik bagi pelanggan kami, Selasa (2/7).

Manajemen menjelaskan, keputusan mengenai gerai tersebut diambil setelah melalui proses evaluasi menyeluruh, sejalan dengan strategi bisnis jangka panjang kami dan praktik operasional standar.

“Kami telah memperhatikan bahwa ada beberapa pihak yang mungkin menyampaikan informasi yang kurang tepat mengenai strategi optimalisasi gerai kami,” sebutnya.

Ia menambahkan, Matahari terus berfokus pada rebranding dan modernisasi gerai-gerai utamanya, melanjutkan pembukaan 9 gerai pada tahun lalu dengan beberapa pembukaan gerai baru yang direncanakan untuk tahun 2024, termasuk penambahan gerai terkini di AEON Deltamas pada Maret 2024.

“Kami akan tetap mengutamakan pemilihan lokasi berkualitas tinggi dari pipeline kami untuk memastikan pengalaman ritel terbaik bagi para pelanggan kami,” pungkasnya.

2. Giant

Pada Selasa 25 Mei 2021 lalu, manajemen PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mengungkapkan semua gerai Giant akan ditutup pada Juli 2021. Gerai Giant akan dialihkan menjadi IKEA sebanyak 5 gerai dan sisanya menjadi gerai Hero.

Direktur HERO Hadrianus Wahyu Trikusumo saat itu menyebut, perusahaan sedang melakukan transformasi besar-besaran agar ke depan bisnis HERO bisa tetap bersaing dengan bisnis ritel makanan lainnya di Indonesia. Pasca penutupan itu, HERO sempat hanya mengelola 119 gerai Giant saja.

Langkah strategis ini bukan kali pertama, sebelumnya Hero juga menutup Giant Margo, City Depok, Jawa Barat serta Giant Kalibata, Jakarta Selatan.

Hingga Maret 2021, gerai Giant hanya tersisa 75 gerai, untuk Giant Ekstra maupun Giant Ekspres. Sepanjang 2019 hingga Maret 2021 ada 25 gerai Giant yang ditutup.

Pada awal 2021 setidaknya ada tiga gerai Giant yang terkonfirmasiyang tutup yakni Giant Ekstra di Margo City Depok, Giant Mayasari Plaza Tasikmalaya dan Giant Kalibata.

Kemudian pada April 2021, penutupan gerai hypermarket Giant milik PT. Hero Supermarket Tbk bertambah satu lagi. Kali ini Giant Ekstra di Pamulang, Tangsel, Banten resmi tutup.

3. Ramayana

Publik masih teringat video viral sempat beredar terkait penutupan gerai Ramayana yang diwarnai tangis karyawan di gerai Depok beberapa waktu lalu. Hal itu bagian dari langkah penutupan gerai juga dilakukan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

Sebanyak 13 gerai ditutup sementara karena penurunan penjualan akibat pandemi Covid-19. Aksi ini dilakukan sejak akhir Maret 2020 lalu ketika awal-awal pandemi menyerang.

Sebanyak 87 karyawan tetap Ramayana di Ramayana City Plaza Depok, Jawa Barat, terkena PHK. Kabar PHK itu awalnya berembus dari sebuah video yang viral dari akun Twitter @wawat_kurniawan. Video itu berisikan sejumlah karyawan yang berseragam merah muda-abu saling berpelukan dan menangis.

Informasi PHK itu pun dibenarkan oleh Store Manager Ramayana City Plaza Depok M Nukmal Amdar.

“Ada 87 karyawan, yang benar itu. Yang beredar ada ratusan, segala macam. Yang benar 87 yang kita proses PHK sesuai dengan ketentuan,” kata Nukmal, Rabu (8/4/2020).

Penyebab dari PHK yang dilakukan Ramayana ini terkait dengan dampak ekonomi dari virus Corona yang menekan penjualan gerai tersebut.

“Ya sudah tidak mampu menutupi lagi biaya-biaya operasional. Di tengah pandemi ini dengan prediksi sales kita ke depan ya sudah diperhitungkan memang sudah tidak mampu lagi,” tegas Nukmal.

Di 2021, kinerja Ramayana belum pulih. Pendapatan bersih RALS ambles 46,41% menjadi Rp 490,94 miliar pada kuartal I tahun ini. Sejurus dengan itu, RALS mencatatkan rugi bersih Rp 85,67 miliar secara yoy. Padahal, pada kuartal I 2020, emiten ini masih menggondol laba bersih Rp 13,29 miliar.

Secara annual, setidaknya sejak 2001 silam, baru pada 2020 RALS mengalami rugi bersih, yakni sebesar Rp 138,87 miliar.

Adapun secara kuartalan, rugi bersih kuartal I tahun ini melanjutkan tren rugi bersih sejak akhir Juni 2020. Terakhir, RALS membukukan rugi bersih secara kuartal, yakni pada kuartal III 2017.

Sementara, sejak awal tahun hingga akhir Maret 2021, perusahaan menghentikan operasi dua gerai dan mengoperasikan gerai baru sebanyak dua gerai.

Sepanjang tahun lalu, RALS menghentikan operasi 13 gerai. Jadi, secara total, RALS memiliki 106 gerai per kuartal I 2021, jumlah yang sama dengan akhir Desember tahun lalu. Rinciannya, gerai Ramayana sebanyak 101 gerai, Robinson 3 gerai dan Cahaya 2 gerai.

4. Centro

Dampak pandemi juga dirasakan emiten toko ritel lainnya yakni pengelola jaringan ritel Centro, PT Tozy Sentosa yang menutup gerai di Bintaro dan Plaza Ambarrukmo.

Selain menutup operasional, Centro juga menghadapi kasus hukum di persidangan. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) pada Senin 17 Mei 2021 bahkan sudah menyatakan pailit karena penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) ditolak oleh para pemasoknya.

Putusan pailit itu dihasilkan setelah adanya hasil voting dari para kreditor dan rekomendasi dari hakim pengawas.

Humas PN Jakpus, Bambang Nurcahyono, mengatakan bahwa berdasarkan rapat kreditor dan adanya voting dari para kreditornya, Proposal Rencana Perdamaian yang diajukan oleh debitur (PT Tozy/Centro) sebagian besar di tolak oleh para kreditornya, sehingga Centro pailit.

“Ini juga berdasarkan juga rekomendasi dari Hakim Pengawas. Pembacaan Putusan oleh Majelis Hakim Pemutus tadi Senin, tanggal 17 Mei 2021,” katanya, Senin (17/5/2021).

5. Gramedia

Selain ritel makanan dan fashion, jaringan toko buku juga terkena dampak besar akibat pandemi Covid-19. PT Gramedia Asri Media, pemilik toko buku Gramedia memutuskan tak memperpanjang masa sewa di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat yang habis pada Oktober 2020. Gerai tersebut telah beroperasi sekitar 15 tahun.

Alasannya masih ada gerai Gramedia yang berlokasi di sekitarnya, yakni gerai di Mal Ciputra dan Mal Central Park (CP).

Selain itu, Gramedia juga menutup gerainya yang berlokasi di Jl. Padjajaran Bogor sejak awal Mei 2021. Pantauan di lokasi beberapa hari sebelum penutupan, gerai ini memang nampak cukup sepi dari pengunjung.

“Pengumuman, mulai tanggal 3 Mei 2021 Gramedia Pajajaran Bogor akan berhenti beroperasional,” tulis pengelola lewat spanduk itu.

Lewat media sosial @gramediapadjajaran, pengelola juga mengonfirmasi ada pengalihan gerai ke gerai sekitar.

6. Kinokuniya

Selain Gramedia, toko buku lainnya yakni Kinokuniya di Plaza Senayan juga tutup permanen mulai 1 April 2021 lalu. Kabar tersebut disampaikan langsung oleh akun resmi Instagram @Kinokuniya_id.

Sebelumnya, gerai Kinokuniya di Pondok Indah Mall 2 juga sudah ditutup sejak 2018. Dengan demikian, gerai hanya tinggal di mal Grand Indonesia.

“Kinokuniya Plaza Senayan terakhir beroperasi pada 31 Maret 2021. Kami berterima kasih atas dukungan dan kesetiaan anda terutama selama pandemi,” tulis pesan manajemen.

7. Golden Truly

Pusat perbelanjaan Golden Truly yang berlokasi di Jalan Gunung Sahari nomor 59, Jakarta Pusat juga resmi menutup operasionalnya. Ini dilakukan sejak 1 Desember 2020.

Pihak manajemen menyatakan bahwa mal itu akan dikelola dengan pengembang baru. Mereka pun mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kesetiaan para pelanggan selama ini.

“Kepada seluruh customer loyal kami. Terima Kasih atas kepercayaan dan kesetiaan terhadap Mall Golden Truly selama hadir di Jl Gunung Sahari. Mulai tanggal 1 Desember 2020, Mal di Jl Gunung Sahari no 59 akan dikelola oleh pengelola gedung baru,” tulis pernyataan resmi di Instagram @goldentruly

Namun ternyata ada fakta lain di balik langkah tersebut. Hal itu disampaikan Anggota Dewan Pembina Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia Handaka Santosa dalam program PROFIT CNBC Indonesia, Kamis (3/12/2020).

“Memang Golden Truly saat ini ditutup sudah beberapa hari yang lalu tidak beroperasi lagi. Tapi kalau kita lihat peruntukannya sebetulnya mall Golden Truly ini kan sudah dijual sejak beberapa tahun yang lalu bukan pada karena pandemi ini,” ujar Handaka.

 

Sumber : CNBC Indonesia

 

Berita Populer

Berita Terbaru