Damansara Specialist Hospital 2, Rumah Sakit Rasa Hotel dengan Harga Terjangkau

Share this article :
Facebook
Twitter
LinkedIn

Rumah sakit rasa hotel. Begitu yang kumparan rasakan saat menginjakkan kaki di KPJ Damansara Specialist Hospital 2 (DSH2).

Lobby yang luas dengan desain premium di DSH2 membuat kita merasa seperti berada di sebuah hotel bintang lima. Desain yang premium terlihat dari pemilihan warna hitam dan emas di sejumlah bagian rumah sakit yang berlokasi di Jalan Bukit Lanjan 3, Kuala Lumpur, Malaysia, ini. Misalnya saja, di bagian lobby dan farmasi.
Tempat tunggu di lobby juga dibuat senyaman mungkin untuk orang-orang yang datang ke DSH2. Ada deretan sofa warna cokelat dan meja hingga tanaman hijau yang mempercantik lobby.
Head of Medical Tourism KPJ Healthcare Group Farah Delah Suhaimi mengungkapkan alasan DSH 2 didesain seperti hotel. Hal ini ada kaitannya dengan pasien di rumah sakit tersebut.

“Karena kita perlu ketenangan pikiran. Jadi konsepnya menenangkan, peace of mind. Sebagian orang memerlukan rumah sakit yang very private dan juga eksklusif, jadi ini yang ditawarkan di Damansara 2,” kata Farah kepada kumparan, belum lama ini.

Fasilitas di Rumah Sakit Damansara Specialist Hospital 2
DSH2 diresmikan pada Mei tahun lalu. Rumah sakit ini memiliki 15 lantai dengan 4 carpark. Kemudian terdapat sekitar 300 kamar tidur dan 7 operating theaters (ruang operasi).
“5 untuk General dan 1 khas untuk Neuro. Kemudian ada Cardiac OT untuk jantung,” tutur Head of Business Development & Marketing Communications Damansara Specialist Hospital 2, Mohd Adenin Hashim.
DSH2 memiliki berbagai tipe kamar untuk pasien rawat inap, yakni Single Standard, Single Deluxe, dan VIP Suite. Harga berkisar dari RM 300 hingga RM 1.800.

Selain itu, DSH2 menawarkan peralatan medis yang canggih, salah satunya adalah Robotic Surgical Centre. DSH2 telah berhasil melakukan pengangkatan batu ginjal yang besar (1,3 cm) dengan menggunakan uretroskop fleksibel terkecil (7,5 F). Batu dihancurkan dengan laser, sehingga tidak diperlukan melakukan operasi terbuka pada perut.
Kemudian ada teknologi augmented reality 3D untuk perencanaan bedah praoperasi. Ini memungkinkan dokter untuk memindai pasien dalam model tiga dimensi. Sehingga, dokter bisa merencanakan operasi dengan presisi yang lebih tinggi.

Kemudahan untuk Pasien
DSH2 memberikan kemudahan untuk pasien yang akan dirawat di rumah sakit itu. Sebelum berobat, pasien dapat membuat janji temu dengan dokter lewat website. Kemudian pasien dapat melakukan teleconference dengan dokter.

“Pasien bisa bertanya apakah harus dirawat karena penyakitnya, jenis perawatannya, berapa lama dirawat, dan anggaran yang dikeluarkan sebelum terbang ke Malaysia,” ucap Adenin.

Apabila sudah setuju untuk dirawat di DSH2, Adenin menuturkan, pihak rumah sakit akan membantu mengurus mengenai transportasi untuk pasien dan anggota keluarganya.
DSH2 juga akan membantu mengurus pertukaran mata uang, evakuasi medis, dan menyiapkan penerjemah jika pasien membutuhkannya.

Ketika tiba di rumah sakit, pasien yang akan dirawat disediakan satu tempat untuk beristirahat sejenak sembari menunggu kamar selesai disiapkan.
“Semua kita urus sehingga pasien akan merasa tenang,” ujar Adenin.
Kemudahan juga diberikan kepada pasien setelah selesai menjalani perawatan di DSH2. Pasien atau anggota keluarganya tidak perlu repot-repot mengurus transaksi pembayaran atau mengambil obat di farmasi.
“Bisa tunggu di kamar, kasir dan farmasi yang akan datang ke kamar pasien,” kata Adenin.

Harga yang Relatif Terjangkau
Selain fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada pasien, DSH2 bisa menjadi salah satu pilihan bagi orang yang ingin berobat di Malaysia karena biaya yang terjangkau.

“Jadi, seperti yang dilihat, walau kelihatan seperti hotel, (Damansara Specialisct Hospital 2) masih terjangkau harganya,” tutur Farah.
Farah mengungkapkan biaya berobat menjadi lebih terjangkau karena ada regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah Malaysia. Regulasi ini mengatur rentang biaya minimal dan maksimal.
“Harga diatur oleh Kementerian Kesehatan Malaysia, jadi harga tidak bisa terlalu mahal,” ucap Farah.

Farah mengatakan ada sekitar 600 ribu orang Indonesia yang berobat ke Malaysia pada tahun lalu. Karena itu, Farah menyebut Indonesia merupakan pasar yang paling besar untuk medical tourism.
“Yang sakit mungkin satu orang, tapi datang bersama keluarga. Itu yang kita sebut medical tourism, jadi datang berobat sekalian jalan-jalan,” ujar Farah.

Sumber : kumparan.com

Berita Populer

Berita Terbaru