Jokowi Minta Produksi 600 Ribu Mobil Listrik di RI Tahun 2030

Share this article :
Facebook
Twitter
LinkedIn

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menetapkan target produksi kendaraan listrik berbasis baterai atau Battery Electric vehicle (BEV) mencapai 600 ribu unit sampai tahun 2030. Angka tersebut diharapkan bisa tercapai oleh para pabrikan yang merakit kendaraannya di Indonesia.

“Indonesia memiliki Target 600 ribu produksi BEV 2030 sehingga produksi Kona electric akan 50 ribu unit per tahun ini,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam peresmian pabrik baterai Hyundai-LG Indonesia, di Kerawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).

Dengan besarnya produksi kendaraan tersebut, Indonesia ditarksir bisa menekan penggunaan subsidi lain, misalnya subsidi energi. Selain itu, besaran polusi pun bakal semakin ditekan.

“Produksi ini diperkirakan mengurangi emisi Co2 sekitar 160 ribu per tahun dan mengurangi impor BBM 45 juta liter per tahun dan penghematan subsidi BBM yang mencapai Rp 131 miliar per tahun, dan akan bertambah seiring jumlah kendaraan yang beredar,” kata Luhut.

Executive Chairman Hyundai Motor Group Euisun Chung sudah mengetahui target produksi Indonesia pada kendaraan listrik tersebut.

“Presiden Joko Widodo sudah menetapkan target untuk memproduksi 600.000 kendaraan listrik di dalam negeri sampai pada tahun 2030. Saya berpikir target ini sangat wajar. Negara ini adalah pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara. Kendaraan yang diproduksi dan dijual di sini menjadi standar untuk seluruh wilayah di Kawasan Asia Tenggara dengan 700 juta pelanggan potensial,” kata Chung.

Ia merujuk pada prediksi International Energy Agency yang memperkirakan lebih dari separuh penjualan mobil global akan beralih menjadi mobil listrik pada tahun 2035. Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapainya.

“Saat ini, Indonesia berada di pusat masa depan tersebut lebih dari sebelumnya..Hyundai motor group meyakinkan bahwa aktivasi industri kendaraan listrik di Indonesia akan memberikan peluang ekonomi baru bagi seluruh Asia Tenggara,” ujar Chung.

“Sumber daya mineral di negara ini, seperti besi dan nikel, adalah komponen penting dari baterai yang akan menggerakkan jutaan kendaraan listrik di seluruh dunia,” lanjutnya.

 

Sumber : CNBC Indonesia

Berita Populer

Berita Terbaru