Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Share this article :
Facebook
Twitter
LinkedIn

Kapal phinisi Sea Safari VII yang hendak berlayar ke Pulau Komodo terbakar di perairan Pulau Penga di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (2/5/2024) pukul 08.50 Wita lalu.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan  (Basarnas) Maumere melaporkan, kebakaran terjadi diduga karena korsleting listrik.

Baca Juga : Apa Saja 8 Barang yang Harus Dihindari saat Bepergian dengan Pesawat?

Terkait peristiwa tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengimbau agar wisatawan berhati-hati dalam memilih kapal yang hendak ditumpangi saat berwisata.

“Kepada wisatawan untuk memilih kapal phinisi secara hati-hati agar tidak lagi terjadi kecelakaan atau insiden serupa sehingga dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap keselamatan dan berwisata itu,” kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing di Jakarta Pusat, Senin (6/5/2024).

Ia melanjutkan, insiden serupa tidak boleh terjadi lagi, yang nantinya akan mengancam keselamatan dan keamanan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) di Indonesia.

“Langkah yang akan kami lakukan adalah penegakan regulasi dan standarisasi keselamatan kapal wisata dan kami akan bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan otoritas maritim,” tuturnya.

Baca Juga : Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum

Sandiaga menambahkan, kapal phinisi Sea Safari VII telah mengantongi surat persetujuan berlayar, serta sudah melengkapi regulasi yang ada.

Meskipun begitu, lanjutnya, kepatuhan terhadap aspek CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability) penting untuk ditingkatkan demi keselamatan dalam berwisata.

“Kapal-kapal wisata ini biasanya terbakar karena ada hubungan pendek atau korsleting maupun juga aktivitas lainnya yang membahayakan. Jadi ini walaupun di luar dari situasi cuaca, kami akan terus mendorong bersama kampanye keselamatan kapal wisata,” jelas Menparekraf.

Tim SAR gabungan di lapangan melaporkan bahwa korsleting diduga terjadi di ruangan mesin.

Untungnya, api segera dipadamkan dan seluruh penumpang bisa dievakuasi.

Kepala Operasi dan Siaga Basarnas Maumere Karel Roni Ileng menuturkan, kapal yang terbakar tersebut mengangkut 33 orang penumpang, 17 orang di antaranya wisman, sembilan orang wisnus, dan tujuh orang anak buah kapal.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, dua orang dilaporkan mengalami luka bakar dan dua orang lainnya sesak napas.

Sumber : Kompas.com

Berita Populer

Berita Terbaru